Setiap wanita yang ada di bumi ini, pasti akan sepakat bahwa keperawanan adalah sesuatu keadaan yang sangat berharga dan akan dipertahankan sampai proses akad nikah terjadi sehingga bisa diserahkan kepada seorang lelaki yang telah sah menjadi suaminya nanti.
Namun, akibat pergaulan yang sudah sangat bebas, pada saat ini sepertinya keperawanan sudah lagi menjadi tidak berharga bagi sebagian besar wanita. Atas dasar cinta yang palsu, seorang wanita bisa menyerahkan keperawanannya kepada lelaki yang statusnya hanyalah pacar, bukan suami yang sah.
Coba kita liat disekitar lingkungan tempat tinggal kita. Betapa banyak wanita muda yang berjalan mesra dengan lelaki yang bukan merupakan suaminya. Dia merasa bebas memeluk lelaki tersebut dan menempelkan payudaranya kepada sang lelaki, seolah-olah merasa bahwa dunia ini milik mereka dan seolah-olah merasa bahwa kehidupan di dunia ini tidak akan mendapatkan perhitungan ketika telah mati nanti.
Setiap lelaki yang normal, pasti akan bangkit gairah seksualnya ketika payudara seorang wanita menempel lama pada diri seorang lelaki. Lelaki tersebut akan menikmati setiap detik waktu yang berlalu. Bahkan, bukan tidak mungkin sang lelaki akan mengkhayalkan hal yang jauh dari sekedar payudara yang menempel di punggungnya.
Biasanya, ketika seorang wanita sudah mau menempelkan payudaranya ke punggung sang lelaki, maka sang lelaki yang mendapatkan sebutan sebagai pacar tersebut, mulai menyusun rencana agar mendapatkan sesuatu hal yang lebih dari itu. Biasanya, sang lelaki akan mengajak sang wanita makan-makan, minimal makan bakso seharga 8.000 rupiah guna melancarkan rencana tersebut.
Setelah sang wanita merasa diperhatikan, disayangi, dan mendapatkan traktiran dari sang lelaki, maka lelaki tersebut akan lebih mudah mendapatkan kenikmatan tubuh sang wanita. Awalnya kissing, raba meraba, dan akhirnya berhubungan seksual hingga akhirnya hilanglah keperawanan yang seharusnya diserahkan kepada lelaki yang telah mendapatkan status sah sebagai pendamping hidup, yaitu suami.
Ketika seorang lelaki telah mendapatkan kenikmatan tubuh wanita atau kenikmatan berhubungan seksual dengan pacarnya, maka dia akan mengulangi hingga merasa bosan. Kemudian, setelah merasa bosan, biasanya sang lelaki mencari cara dan alasan sehingga bisa memutuskan pacarnya. Ketika telah diputuskan cinta oleh sang lelaki, maka yang tinggal hanyalah penyesalan pada diri sang wanita.
Beruntung jika sang wanita tidak hamil. Bagaiman jika sang wanita hamil dan ditinggalkan oleh sang pacar karena tidak mau bertanggung jawab? Maka jawabannya adalah kebingungan yang berujung pada aborsi, bunuh diri, atau menerima keadaan bahwa sang wanita hamil tanpa adanya pernikahan dan sang anak nantinya tidak ada ayah.
Kejadian seperti ini sebenarnya sudah berhamburan di depan mata kita. Betapa banyak proses pernikahan yang dilakukan karena sang pengantin telah hamil duluan atau dalam istilah asing disebut dengan Married By Accident (MBA). Tetapi karena kita merasa pintar, kita tidak mau mengambil pelajaran dari kejadian orang lain sehingga akhirnya diantara kita pun ada yang mengalami kejadian seperti itu.
Lantas bagaimana solusinya? Sebenarnya solusinya sangat mudah sekali, yaitu Jangan Pacaran. Itulah solusi yang sangat jitu agar tidak menjadi korban dari lelaki yang hanya ingin menikmati tubuh wanita dengan mengatasnamakan pacaran.
Orang tua, seharusnya menerapkan nilai-nilai agama didalam kehidupan rumah tangga. Kemudian, sang anak pun sejak kecil harus diajarkan dengan niilai-nilai agama. Setelah itu, ketika sang anak telah masuk dalam sebuah lingkungan bermasyarakat, maka seharusnya masyarakat menjadi pengawas bagi mereka. Jangan ada kalimat dia bukan anak atau keluarga saya, sehingga kita membebaskan mereka melakukan apa saja. Kalau sampai kalimat dia bukan anak atau keluarga saya, menjadi prinsip dari setiap orang, maka kejadian seperti yang kita lihat dan rasakan pada saat ini, akan menjadi seperti ini secara terus menerus.
Terakhir, mari kita memperbaiki diri sendiri dan memohon perlindungan kepada Tuhan dari godaan setan yang terkutuk. Tulisan saya ini bukan karena saya merasa paling suci. Tetapi saya hanya menyampaikan apa yang diceritakan oleh teman-teman yang melakukan pacaran dan saya mencoba merumuskan solusi setelah berbincang-berbincang dengan mereka. Tidak ada manusia yang tidak pernah salah di dunia ini. Namun, sebagai manusia yang berakal, tentunya kita tidak mau jatuh ke jurang lagi untuk kedua kalinya. Mari kita jaga diri kita, keluarga kita, dan anak-anak kita dari siksa api neraka.
Namun, akibat pergaulan yang sudah sangat bebas, pada saat ini sepertinya keperawanan sudah lagi menjadi tidak berharga bagi sebagian besar wanita. Atas dasar cinta yang palsu, seorang wanita bisa menyerahkan keperawanannya kepada lelaki yang statusnya hanyalah pacar, bukan suami yang sah.
Coba kita liat disekitar lingkungan tempat tinggal kita. Betapa banyak wanita muda yang berjalan mesra dengan lelaki yang bukan merupakan suaminya. Dia merasa bebas memeluk lelaki tersebut dan menempelkan payudaranya kepada sang lelaki, seolah-olah merasa bahwa dunia ini milik mereka dan seolah-olah merasa bahwa kehidupan di dunia ini tidak akan mendapatkan perhitungan ketika telah mati nanti.
Setiap lelaki yang normal, pasti akan bangkit gairah seksualnya ketika payudara seorang wanita menempel lama pada diri seorang lelaki. Lelaki tersebut akan menikmati setiap detik waktu yang berlalu. Bahkan, bukan tidak mungkin sang lelaki akan mengkhayalkan hal yang jauh dari sekedar payudara yang menempel di punggungnya.
Biasanya, ketika seorang wanita sudah mau menempelkan payudaranya ke punggung sang lelaki, maka sang lelaki yang mendapatkan sebutan sebagai pacar tersebut, mulai menyusun rencana agar mendapatkan sesuatu hal yang lebih dari itu. Biasanya, sang lelaki akan mengajak sang wanita makan-makan, minimal makan bakso seharga 8.000 rupiah guna melancarkan rencana tersebut.
Setelah sang wanita merasa diperhatikan, disayangi, dan mendapatkan traktiran dari sang lelaki, maka lelaki tersebut akan lebih mudah mendapatkan kenikmatan tubuh sang wanita. Awalnya kissing, raba meraba, dan akhirnya berhubungan seksual hingga akhirnya hilanglah keperawanan yang seharusnya diserahkan kepada lelaki yang telah mendapatkan status sah sebagai pendamping hidup, yaitu suami.
Ketika seorang lelaki telah mendapatkan kenikmatan tubuh wanita atau kenikmatan berhubungan seksual dengan pacarnya, maka dia akan mengulangi hingga merasa bosan. Kemudian, setelah merasa bosan, biasanya sang lelaki mencari cara dan alasan sehingga bisa memutuskan pacarnya. Ketika telah diputuskan cinta oleh sang lelaki, maka yang tinggal hanyalah penyesalan pada diri sang wanita.
Beruntung jika sang wanita tidak hamil. Bagaiman jika sang wanita hamil dan ditinggalkan oleh sang pacar karena tidak mau bertanggung jawab? Maka jawabannya adalah kebingungan yang berujung pada aborsi, bunuh diri, atau menerima keadaan bahwa sang wanita hamil tanpa adanya pernikahan dan sang anak nantinya tidak ada ayah.
Kejadian seperti ini sebenarnya sudah berhamburan di depan mata kita. Betapa banyak proses pernikahan yang dilakukan karena sang pengantin telah hamil duluan atau dalam istilah asing disebut dengan Married By Accident (MBA). Tetapi karena kita merasa pintar, kita tidak mau mengambil pelajaran dari kejadian orang lain sehingga akhirnya diantara kita pun ada yang mengalami kejadian seperti itu.
Lantas bagaimana solusinya? Sebenarnya solusinya sangat mudah sekali, yaitu Jangan Pacaran. Itulah solusi yang sangat jitu agar tidak menjadi korban dari lelaki yang hanya ingin menikmati tubuh wanita dengan mengatasnamakan pacaran.
Orang tua, seharusnya menerapkan nilai-nilai agama didalam kehidupan rumah tangga. Kemudian, sang anak pun sejak kecil harus diajarkan dengan niilai-nilai agama. Setelah itu, ketika sang anak telah masuk dalam sebuah lingkungan bermasyarakat, maka seharusnya masyarakat menjadi pengawas bagi mereka. Jangan ada kalimat dia bukan anak atau keluarga saya, sehingga kita membebaskan mereka melakukan apa saja. Kalau sampai kalimat dia bukan anak atau keluarga saya, menjadi prinsip dari setiap orang, maka kejadian seperti yang kita lihat dan rasakan pada saat ini, akan menjadi seperti ini secara terus menerus.
Terakhir, mari kita memperbaiki diri sendiri dan memohon perlindungan kepada Tuhan dari godaan setan yang terkutuk. Tulisan saya ini bukan karena saya merasa paling suci. Tetapi saya hanya menyampaikan apa yang diceritakan oleh teman-teman yang melakukan pacaran dan saya mencoba merumuskan solusi setelah berbincang-berbincang dengan mereka. Tidak ada manusia yang tidak pernah salah di dunia ini. Namun, sebagai manusia yang berakal, tentunya kita tidak mau jatuh ke jurang lagi untuk kedua kalinya. Mari kita jaga diri kita, keluarga kita, dan anak-anak kita dari siksa api neraka.