Senin, 12 Maret 2012

Ceramah Unik, tetapi mempersulit

Ayah, Ibu, dan dua anak ( internet / blogspot.com )
Kali ini, aku berkesempatan untuk menghadiri resepsi pernikahan saudara satu suku ayah diriku. Aku pergi menghadiri acara tersebut bersama ayahku dengan menggunakan sepeda motor butut tahun 1995 dan perjalanan keluar kota tersebut menghabiskan waktu selama satu jam lebih.

Sebenarnya, tidak ada perbedaan yang mencolok antara resepsi pernikahan tersebut dengan resepsi pernikahan yang lainnya. Mungkin, pada acara resepsi pernikahan yang aku hadiri kali ini, hanya ditambah dengan beberapa hal yang berbau tradisional. Hal-hal yang berbau tradisional tersebut diantaranya adalah pelaminan dihias dengan tema minangkabau dan sang mempelai wanita menggunakan suntiang yang merupakan hiasan kepala pengantin perempuan di Minangkabau atau Sumatera Barat

Tetapi, pada resepsi pernikahan tersebut, ada yang membuat aku memberikan perhatian lebih. Gaya penceramah yang mengisi rangkaian acara resepsi pernikahan tersebut membuat aku geleng-geleng kepala dikarenakan menurut penilaian dan pemahaman yang aku miliki, apa yang dikatakan oleh sang penceramah barulah kali ini aku dengar dan belum ada bahasan ataupun hadist yang aku dapatkan mengenai apa yang dikatakannya.

Pada saat memberikan ceramah, penceramah tersebut memberikan saran dan anjuran kepada sang mempelai lelaki agar membaca sholawat kepada Nabi Muhammad SAW sambil menekan pusat yang terletak diperut sang mempelai wanita, khusus pada malam Jum’at saja. Perbuatan tersebut dilakukan oleh sang suami, sampai sang suami selesai bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW sebanyak dua ratus kali lebih dan diakhiri dengan membaca surah Al Fatihah.

Selain itu, sang penceramah mengatakan agar mempelai wanita membuka bagian kanan perutnya sebanyak satu kali pada pagi hari, kemudian membuka perut bagian depan pada sore hari sebanyak satu kali, dan perut bagian kiri sebanyak satu kali pada sore hari dan dipegang oleh sang suami.

Arahan dan anjuran yang diberikan oleh sang penceramah tersebut membuat aku bertanya-tanya, apa yang melatarbelakangi dia menyampaikan hal tersebut? Selama ini, aku tidak pernah mendengar ataupun membaca hadist yang menganjurkan hal demikian.

Secara pribadi, aku menilai bahwa ceramah tersebut unik karena belum pernah aku dengar mengenai apa yang disampaikannya. Tetapi walaupun unik, aku menilai bahwa ceramah tersebut mempersulit dan sebenarnya tidak jelas mengenai sumber dari anjuran tersebut. Selam ceramah, sang penceramah hanya mengatakan bahwa yang didapatkannya adalah berasal dari gurunya, KATA GURU SAYA.

Berdasarkan pernyataannya tersebut, timbul pertanyaan, siapa guru dia? Selain itu, mengapa harus menjalankan apa yang dikatakan oleh gurunya, padahal tidak ada sumber yang jelas yang digunakannya yaitu mungkin apa yang dikatakan oleh dirinya atau kata gurunya tersebut bersumber dari Al Qur’an ataupun Sunnah Nabi Muhammad SAW atau tidak. Sang penceramah tidak pernah mengatakan bahwa apa yang dikatakannya bersumber dari Al Qur’an ataupun Sunnah Nabi Muhammad SAW. Sang penceramah hanya mengatakan bahwa semua itu KATA GURU dia.

Aku pribadi sebenarnya lebih menyukai seorang penceramah yang menyampaikan ajakan kepada masyarakat ataupun suami istri yang baru menikah, sesuai dengan apa yang terdapat didalam Al Qur’an ataupun Sunnah Nabi Muhammad SAW. Sebagai contoh, sang penceramah bisa menyampaikan bahwa ucapan dan do’a yang lebih baik kita ucapkan kepada orang muslim yang baru menikah adalah barakallahulaka wa baraka ‘alaika wa jamaa’ah bainakumma fii khoir, bukan selamat menempuh hidup baru.

Aku menilai bahwa, ucapan selamat menempuh hidup baru hanyalah sekedar ucapan yang tidak mengandung do’a bagi suami istri yang baru menikah. Padahal, Nabi Muhammad SAW jelas mengajarkan kepada ummatnya untuk mengucapkan do’a tersebut kepada suami istri yang baru saja menikah. Ajaran tersebut terdapat dalam hadist yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, Turmudzi, dan Ibnu Majah yang mengatakan bahwa apabila Nabi Muhammad SAW apabila menghadiri orang yang menikah, maka beliau berdo'a "Barakallahu laka wabaraka 'alaika wa jama'ah bainakuma fi khoir".

Dari Abu Hurairah, bahwasannya Rasulullah saw apabila menghadiri orang yang menikah, beliau berdoa: " Barakallahu laka wabaraka 'alaik wa jama'a bainakuma fi khairin (semoga Allah memberkahi anda berdua dan mengumpulkan anda berdua dalam kebaikan" (HR. Abu Dawud, Turmudzi dan Ibn Majah). Sumber : http://mtmcairo.multiply.com/

Selain itu, alangkah baiknya pada saat ceramah, sang penceramah pernikahan memberikan arahan dan anjuran kepada sang pengantin baru, ketika akan menikmati malam pertama berduaan, sang suami memegang kepala sang istri dan kemudian meniup ubun-ubun sang istri sambil membaca do’a Allahumma inni as-aluka khaira-ha wa khaira ma jabaltaha ‘alaihi wa a-’udzu bika min syarriha wa min syarri ma jabaltaha ‘alaihi

Rasulullah saw bersabda: "Apabila salah seorang di antara kalian menikahi seorang wanita atau membeli seorang pembantu (hamba), peganglah terlebih dahulu keningnya, sebutlah nama Allah dan berdoalah untuk keberkahan serata ucapkanlah doa berikut ini: "Allahumma inni as'aluka min khairiha wa khairi ma jabaltuha 'alaih, wa a'udzubika min syarriha wa syarri ma fiha wa syarri ma jabaltuha 'alaih (Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepada mu kebaikannya (isteri) dan kebaikan apa yang Eukau ciptakan tabiatnya, serta aku berlindung kepadaMu dari kejahatannya dan kejahatan apa yang ada di dalamnya juga dari kejahatan dari apa yang Eukau ciptakan padanya" (HR. Abu Dawud, Nasai dan Ibn Majah).

Perbuatan meniup ubun-ubun sang istri sambil membaca do’a tersebut, sangat dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW kepada sepasang suami istri yang baru saja menikah. Tentunya hal ini sangat pantas kita lakukan sebagai ummat Nabi Muhammad SAW, karena tidak ada kebohongan dari sosok Nabi Muhammad SAW yang bergelar Al Amiin ataupun orang yang terpercaya tersebut.

Terakhir, mungkin sang pencereramah pada resepsi pernikahan, alangkah pantasnya menyampaikan kepada mempelai lelaki agar membaca do’a ketika akan berhubungan seksual dengan istrinya. Sang suami sangat dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW untuk membaca do’a yang berbunyi Bismillah allahumma jannibnis syaithan wa jannibis syaithan ma razaqtana".

Perlu kita ketahui bahwa ketika sepasang suami istri yang tidak membaca do’a ketika mereka akan melakukan hubungan seksual, maka setan akan ikut dalam hubungan seks tersebut dan akhirnya sang anak yang telah lahir kedunia bisa diganggu oleh jin ataupun setan.

Membaca do’a ketika akan berhubungan seksual, merupakan hadist yang diriwayatkan oleh Bukhari Muslim dan berasal dari Nabi Muhammad SAW. Hadist tersebut berbunyi :

Ibnu Abbas berkata, Rasulullah saw bersabda: "Apabila seseorang membaca doa berikut ini sebelum menggauli isterinya: "bismillah allahumma jannibnis syaithan wa jannibis syaithan ma razaqtana" (Dengan menyebut nama Allah, ya Allah, jauhkanlah syetan dari saya, dan jauhkanlah ia dari apa yang akan Eukau rizkikan kepada kami (anak, keturunan)), kemudian apabila dari hubungan tersebut ditakdirkan menghasilkan seorang anak, maka ia tidak akan diganggu oleh setan selamanya. (HR. Bukhari Muslim).

Jikalau sang penceramah menyampaikan agar masyarakat mengucapkan do’a barakallahulaka wa baraka ‘alaika wa jamaa’ah bainakumma fii khoir ketika mendengar orang muslim yang akan menikah, menyampaikan agar sang suami meniup ubun-ubun sang istri sambil membaca do’a ketika malam pertama mereka, dan menyampaikan kepada suami istri yang baru saja menikah untuk membaca do’a Ketika akan berhubungan seksual, maka itu lebih bermanfaat dan tentunya tidak mempersulit masyarakat ataupun pasangan suami istri yang baru saja menikah daripada harus menekan telunjuk ke pusat istri sambil membaca sholawat beratus-ratus kali ataupun membuka perut bagian kiri, depan, dan kanan setiap hari kepada sang suami.

Bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW memang perlu, tetapi bukan hanya satu malam saja. Bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW harus dilakukan dengan tujuan untuk mengharapkan syafaat dari beliau dan selain itu, perlu kita ketahui bersama bahwa Allah SWT dan juga para malaikat juga bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW. Tentunya, kita sebagai manusia biasa sangat pantas untuk bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW.

"Sesungguhnya Allah dan MalaikatNya bershalawat pada Nabi. Wahai orang-orang yang beriman bacalah shalawat dan salam pada Nabi SAW dengan sesungguhnya." Sumber : Al Qur'an Suroh Al Ahzab ayat 56

Perhatianku kepada sang penceramah berakhir ketika sang penceramah selesai memberikan ceramah dan ditutup dengan do’a hingga akhirnya acara santap siang bersama pun dilakukan. Daging Ayam, Daging Sapi yang dibuat Rendang, dan Sayur Sop beserta makanan yang lainnya, menjadi menu makan siang pada resepsi pernikahan tersebut. Alhamdulillah, sungguh lezat rasanya.

Terakhir, buat sang mempelai laki-laki dan wanita, aku hanya bisa mengucapkan dan berdo’a barakallahulaka wa baraka ‘alaika wa jamaa’ah bainakumma fii khoir.

Oyong Hairudin





Filosofi Kostum Timnas Indonesia

Firman Utina dkk ( Internet / dapurbola.com )
Setlah sekian lama tidak membuat tulisan buat mengisi blog, akhirnya hari ini bisa juga update tulisan terbaru. Biasa, rasa malas dalam beberapa waktu ini, terus menghampiri diriku. Padahal, banyak sekali idea tau opini yang pantas untuk dituliskan. Namun semuanya kandas oleh satu kata, MALAS!

Tulisan kali ini merupakan opini pribadi diriku sendiri. Opini ini timbul setelah melihat timnas sepak bola Indonesia menderita kekalahan dari timnas sepak bola Brunei Darussalam dengan kedudukan akhir 0-2 dalam ajang Sultan Hasanah Blokiah Cup. Tetapi, pada kesempatan kali ini aku ingin mengomentari kostum dari para pemain timnas sepak bola Indonesia tersebut.

Seperti kita ketahui bahwa lambing bendera Republik Indonesia adalah warna merah dan putih. Warna tersebut menjadi inspirasi dari kostum timnas sepak bola kita. Para pemain timnas sepak bola Indonesia memakai baju berwarna merah dan celana berwarna putih.

Sepintas, memang terlihat tidak memberikan arti. Tetapi, jika kita berfikir sejenak, maka terdapat sebuah arti penting dari warna tersebut.

Warna merah, biasanya selalu identik dengan semangat yang menggebu-gebu seperti kobaran api yang menyala-nyala. Sebenarnya, warna merah dari kostum tersebut dapat diartikan sebagai sebuah rasa semangat dan juga cinta tanah air dan akan mengorbankan seluruh jiwa raga untuk membela tanah air Indonesia agar dapat menjadi Negara yang terdepan dan bisa menjadi pemimpin bagi Negara-negara yang lain.

Selain itu, warna merah pada kostum tersebut dapat diartikan sebagai semangat rakyat Indonesia untuk menjadi manusia yang terbaik dan dapat memberikan kebaikan kepada sesame rakyat Indonesia dan juga rakyat dari Negara lain.

Sedangkan warna putih pada celana para pemain timnas sepak bola Indonesia tersebut, dapat diartikan sebagai kesucian niat dari rakyat Negara Indonesia untuk dapat membuat Negara Indonesia ini menjadi yang terbaik dari Negara lain. Namun memang, pasti aka nada beberapa orang yang niatnya menjadi tidak suci dikarenakan nafsu (celana berfungsi untuk menutupi kemaluan atau sumber nafsu) mereka untuk memperkaya diri sehingga mengorbankan rakyat dan juga Negara Indonesia.

Sebuah kombinasi makna yang sangat menarik dari warna kostum pemain timnas sepak bola Indonesia tersebut. Semangat yang berkobar besar dan bersatu dengan niat yang suci, maka akan menghasilakn sebuah tindakan yang terbaik untuk membuat Negara ini benar-benar bisa menjadi Negara yang memimpin dan disegani oleh Negara-negara lain dan juga memberikan kesejahteraan kepada rakyatnya sendiri.