Sabtu, 28 Januari 2012

Narkoba, tiket kilat menuju KEMATIAN

Narkoba, Tiket kilat menuju kematian ( internet/caritauaja.info )
Tuhan teramat sayang pada kita makhluknya yang bernama manusia. Manusia diberikan kelebihan oleh Tuhan sehingga manusi lebih mulia dari makhluk ciptaannya yang lain. Tujuan diberikan kelebihan kepada manusia adalah agar manusia tersebut beribadah kepada-Nya, mengelola alam semesta, dan mendapatkan kesejahteraan dari penggunaan kelebihan tersebut.

Tubuh yang sehat, termasuk kedalam salah satu kelebihan yang diberikan oleh Tuhan kepada manusia. Maksud dari Tuhan memberikan kesehatan kepada manusia adalah bertujuan agar manusia dapat beraktifitas sebaik-baiknya selama manusia hidup didunia. Tubuh yang sehat, bisa berguna bagi manusia sehingga mereka dapat beribadah dan dapat mengelola alam semesta yang diciptakan oleh Tuhan untuk manusia.

Tetapi sayang, tidak sedikit manusia yang menjadi seorang PEMBANGKANG. Tuhan telah menciptakan manusia dengan tubuh yang sehat, ternyata manusia merusaknya dengan menggunakan narkoba, minuman keras, ataupun hal-hal lainnya yang dilarang oleh Tuhan. Padahal, selain merusak diri manusia itu sendiri, mereka yang menggunakan narkoba ataupun minuman keras juga bisa merugikan orang lain yang berada disekelilingnya.

Pembaca mungkin mengetahui kejadian beberapa hari yang lalu. Seorang wanita yang berusia sekitar 29 tahun, menabrak halte mobil hingga akhirnya menewaskan sembilan orang nyawa manusia. Berdasarkan informasi terakhir yang beredar, sang pengendara mobil tersebut dalam keadaan mabuk dikarenakan menggunakan narkoba dan bahkan pengendara mobil dan tiga orang rekan sang pengendara, ada yang menggunakan minuman keras. Sungguh menyedihkan memang, sebuah perbuatan yang merugikan diri sendiri, pada akhirnya juga harus merugikan orang lain dan berujung pada hilangnya nyawa seseorang.

Pada saat ini, para pengguna narkoba atau minuman keras sangat banyak jumlahnya. Banyak faktor yang menyebabkan seorang manusia sampai mau menggunakan narkoba ataupun minuman keras, walaupun mereka menyadari bahwa narkoba merupakan tiket kilat menuju kematian. Adapun faktor yang menyebabkan seseorang bisa menggunakan narkoba ataupun minuman keras yaitu faktor pribadi, faktor keluarga, dan juga faktor lingkungan.

Sangat banyak ditemui fakta bahwa seseorang yang menggunakan narkoba ataupun minuman keras diakibatkan oleh tidak siapnya mental mereka dalam menyikapi tekanan dalam kehidupan ini. Seperti kita ketahui bersama bahwa hidup di dunia ini tidaklah mudah dan cenderung memiliki banyak sekali tekanan. Orang yang tidak memiliki ketahan mental yang kuat, maka mereka akan cenderung untuk mencoba menggunakan narkoba ataupun minuman keras sebagai pelarian dari segala tekanan yang mereka dapatkan yang akhirnya membuat mereka ketagihan.

Selain dipengarungi oleh faktor pribadi, faktor keluar juga mempengaruhi seseorang sehingga mereka menggunakan narkoba ataupun minuman keras. Tidak sedikit fakta yang ditemui bahwa ternyata orang tua juga menggunakan narkoba ataupun minuman keras sehingga sangat besar kemungkinan anak mereka juga menggunakan narkoba ataupun minuman keras. Sedangkan bagi orang tua yang tidak menggunakan narkoba ataupun minuman keras, sementara anak mereka menggunakan, biasanya kejadian ini disebabkan oleh kelalaian dari orang tua dalam hal pengawasan dan pendidikan pada anak mereka.

Saat ini, tidak sedikit orang tua yang membebaskan anaknya untuk dapat melakukan apa saja. Orang tua sibuk bekerja diluar rumah dengan alasan mengumpulkan uang demi anak-anaknya. Tetapi tidak jarang, sikap orang tua yang seperti ini menjadi pendorong bagi seorang anak untuk menjadikan narkoba dan minuman sebagai pemecahan dari berbagai masalah yang dihadapinya.

Seperti kita ketahui bersama bahwa pada usia yang masih relatif muda, seorang anak membutuhkan teman yang bisa mendengar cerita mereka dan memberikan mereka nasehat, saran, atau pun solusi. Orang tua memegang peranan penting untuk dapat menjadi teman cerita bagi sang anak sehingga sang anak bisa mendapatkan sebuah solusi dari orang tua mereka. Jikalau orang tua sudah menjadi tempat pelarian dari permasalahan yang dihadapi oleh sang anak, maka sangat kecil kemungkinan mereka akan berlari menggunakan narkoba ataupun minuman keras sebagai pelarian dari pemecahan masalah yang mereka hadapi.

Selain faktor pribadi dan faktor keluarga, seseorang bisa menggunakan narkoba atau minuman keras, biasanya disebabkan oleh faktor lingkungan. Lingkungan mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam pengembangan kepribadian sang anak. Jika seseorang berteman dengan pandai besi, maka dia akan terpercik oleh api yang dihasilkan oleh pembuatan besi tersebut. Sedangkan jika seseorang bergaul dengan penjual minyak wangi, maka dia akan ikut menjadi wangi walaupun tidak menggunakan minyak wangi.

Orang tua berkewajiban untuk memberikan lingkungan yang baik kepada anak-anaknya. Orang tua harus mengetahui bahwa tempat tinggal mereka, apakah akan berdampak buruk atau berdampak baik bagi perkembangan kepribadian anak mereka. Jika tempat tinggal tersebut akan berdampak buruk bagi perkembangan sang anak, maka sangat baik kalau tempat tersebut ditinggalkan dan mencari tempat yang lebih baik karena masa depan anak adalah sesuatu hal yang lebih penting daripada sebuah rumah yang besar ataupun mewah tetapi akan berdampak buruk bagi perkembangan kepribadian sang anak.

Sebenarnya, solusi dari ketiga faktor tersebut adalah pendidikan nilai-nilai ajaran agama pada seorang anak. Jika sejak kecil hingga mereka dewasa dan kemudian tua, sang anak sudah diajarkan dan dididik serja menjalankan nilai-nilai ajaran agama, serta orang tuanya juga menjalankan nilai-nilai ajaran agama dengan baik, maka peredaran narkoba dan minuman keras ataupun zat-zat berbahaya yang lainnya, tidak akan berkembang dengan pesat. Tetapi, jika orang tua tidak mengajarkan nilai-nilai ajaran agama kepada sang anak dan orang tua juga tidak memahami nilai-nilai ajaran agama, maka sangat besar kemungkinan perederan narkoba, minuman keras, dan zat-zat berbahaya lainnya akan terus berkembang dengan pesat dan akan menghancurkan masa depan anak-anak kita.

Sekarang, sebuah pelajaran telah kita lihat dan kita rasakan. Betapa bahayanya seorang anak yang tidak diajarkan dan tidak dididik dengan nilai-nilai ajaran agama. Mereka menggunakan narkoba dan minuman keras sehingga merugikan diri mereka sendiri dan juga pada akhirnya merugikan orang lain. Jangan sampai anak kita menambah daftar panjang para pengguna narkoba ataupun minuman keras dan zat-zat berbahaya lainnya, yang pada akhirnya akan menyengsarakan orang tua ataupun orang lain.

Mari selamatkan rakyat Indonesia dari bahaya narkoba, minuman keras, ataupun zat-zat berbahaya yang lainnya dengan cara mendidik anak dan mengajarkan nilai-nilai agama pada mereka dan orang tua juga harus menjadi contoh bagi mereka dengan belajar dan menjalankan nilai-nilai ajaran agama dalam kehidupan berumah tangga.

Rabu, 25 Januari 2012

Surat cinta dari Pak Camat

Sabtu (21/01) siang, saya mendapatkan surat dari Bapak Camat Ilir Barat I Kota Palembang. Surat tersebut berisikan undangan agar saya, orang tua saya, dan adik-adik saya bisa hadir di Kantor Camat sejak surat tersebut diberikan hingga akhir Februari 2012 nanti. Bapak Camat meminta agar saya bisa datang dalam rangka pembuatan kartu tanda penduduk yang bersifat elektronik atau lebih dikenal dengan sebutan E-KTP.

Kebetulan pada hari itu, saya tidak bisa memenuhi undangan dari Bapak Camat dikarenakan saya harus lembur kerja sehingga saya putuskan untuk mendatangi kantor Pak Camat pada hari minggu. Berdasarkan informasi dari rekan-rekan yang telah memenuhi undangan dari Pak Camat, proses pembuatan E-KTP tidak membutuhkan waktu yang lama dan memang akan lama kalau para undangan yang datang sedang dalam kondisi ramai.

Pada hari minggu pagi, setelah membeli semen untuk memperbaiki bagian dari rumah orang tua, saya pun berangkat ke kantor Pak Camat guna memenuhi undangan dari Pak Camat. Tetapi naas yang aku dapatkan, setelah tiba di kantor Pak Camat, ternyata lampu padam. Berdasarkan kesaksian dari para undangan, ternyata lampu telah lama padam jauh sebelum saya datang. Akhirnya, saya pun memutuskan untuk pulang kerumah saja daripada menanti lampu hidup kembali sementara para undangan yang datang cukup ramai.

Malam harinya, setelah sholat maghrib, saya pun kembali menuju kantor Pak Camat karena sebelumnya ada seorang teman yang mengabarkan bahwa pada saat itu kondisi ditempat Pak Camat sedang sepi dari para undangan. Teman saya tersebut menyarankan agar saya segera pergi ke kantor Pak Camat. Hasilnya boleh dibilang lumayan, ketika saya datang, saya langsung masuk ruang pembuatan E-KTP tanpa antri terlebih dahulu dan saya pun dilayani oleh seorang pegawai yang saya kenal, tetapi dia tidak mengenali saya. :D

Ketika melakukan pembuatan E-KTP, saya hanya menggunakan pakaian apa adanya dan menggunakan celana yang robek pada bagian dengkulnya. Saya sedikit menyenal karena ternyata terdapat sesi pengambilan foto pada pembuatan E-KTP. Seandainya saya tahu bahwa ada sesi pengambilan foto, maka saya pasti akan berpakaian yang rapi sehingga ketampanan saya pun terlihat. Saya bersyukur karena ditakdirkan menjadi seorang lelaki yang tampan. :D

Setelah selesai membuat E-KTP, saya pun pulang kerumah untuk kembali membonceng orang tua dan adik-adikku untuk membuat E-KTP. Pada waktu keluar dari kantor Pak Camat, ternyata para undangan telah berangsur ramai. Bahkan sampai ketika saya telah mengajak orang tua dan adik saya, kondisi di Kantor Pak Camat telah sangat ramai. Sampai satu jam lebih saya menanti giliran dari ibu saya. Sementara Ayah dan Adik saya telah terlebih dahulu selesai.

Selama menanti ibu saya membuat E-KTP, saya pun hanya bisa mendengarkan lagu dari Pas Band yang berjudul Aku, lagu dari Kunci Band dengan Judul Basi serta Satu Sama Dengan Sama. Selain mendengarkan lagu-lagu tersebut, ketika melihat para undangan yang datang dan rela menanti, saya pun mendapatkan sebuah kesimpulan bahwa betapa cinta rakyat Indonesia terhadap para pemimpinnya. Sementara para pemimpinnya belum tentu mencintai rakyatnya seperti ini.

Sebuah kalimat sederhana tersebut, kini menjadi tanda tanya besar difikiranku ketika menyaksikan orang-orang yang rela meninggalkan kegiatan mereka untuk sekedar menuruti perintah para pemimpinnya yaitu membuat E-KTP. Bahkan bukan hanya itu, ditengah keputusasaan terhadap para pemimpin, rakyat Indonesia masih menyediakan waktu untuk datang pada tempat pemungutan suara guna memberikan amanah mereka kepada Anggota Dewan yang dipilihnya, kepada Presiden yang dipilihnya, kepada Gubernur yang dipilihnya, dan kepada Walikota atau Bupati yang dipilihnya. Semua itu mereka lakukan sebagai wujud rasa cinta mereka terhadap negeri dan kepada para pemimpin bangsa ini dengan harapan agar para pemimpin tersebut menjadi perantara Tuhan agar bisa membantu rakyat Indonesia menjadi lebih sejahtera dan lebih baik dari sebelumnya.

Tetapi sepertinya, rasa cinta dari rakyat Indonesia kepada para pemimpinnya, pada saat ini masih bertepuk sebelah tangan. Cinta yang mereka berikan kepada para pemimpin, tidaklah dibalas dengan cinta yang dimiliki oleh para pemimpin. Para pemimpin seolah telah melupakan betapa besar cinta dan pengorbanan yang telah dilakukan dan diberikan oleh rakyat Indonesia kepada mereka. Sangat miris dan sangat terluka memang kondisi hati para rakyat Indonesia pada saat ini ketika melihat perlakuan dari orang yang dicintainya. Sungguh terlalu.

Sikap tega terhadap rakyat Indonesia yang dilakukan oleh para pemimpin ini, ternyata juga mendapat tanggapan dari masyarakat yang berada di luar Indonesia. Contohnya adalah tragedi jembatan putus yang digunakan oleh anak-anak untuk pergi sekolah. Peristiwa tersebut mendapatkan perhatian dari orang Inggris dan Amerika Serikat serta pemain sepak bola Manchester City yang bernama Vincent Kompany.

Sungguh menyedihkan memang, jikalau penghianatan cinta ini sampai diketahui oleh orang lain bahkan sangat miris ketika mereka mengetahui bahwa para pemimpin di negara kita ini ternyata berlomba-lomba untuk menghabiskan uang untuk berpoya-poya untuk kepentingan pribadi dan golongan mereka. Tetapi, untuk kepentingan rakyat yang mencintai mereka, para pemimpin tersebut akan mencari berbagai alasan atau bahkan menyalahkan rakyat yang mencintai mereka agar mereka sebagai pemimpin bisa menghindar dari kesalahan.

Sebuah kondisi yang sangat memprihatinkan tentunya. Biasanya, kalau cinta telah dikhianati, kejadian-kejadian buruk bisa terjadi. Jangan sampai cinta rakyat kepada para pemimpin menjadi sebuah kebencian yang nantinya akan menimbulkan semangat bagi rakyat di Seluruh daerah untuk menghancurkan para pemimpinnya. Tentunya hal ini akan sangat memalukan. Tetapi, hal tersebut sangat lebih baik daripada rasa cinta yang diberikan oleh rakyat Indonesia tersebut, ternyata membuat para pemimpin menjadi setan yang menghancurkan kehidupan rakyat yang dipimpinnya.