Sabtu (21/01) siang, saya mendapatkan surat dari Bapak Camat Ilir Barat I Kota Palembang. Surat tersebut berisikan undangan agar saya, orang tua saya, dan adik-adik saya bisa hadir di Kantor Camat sejak surat tersebut diberikan hingga akhir Februari 2012 nanti. Bapak Camat meminta agar saya bisa datang dalam rangka pembuatan kartu tanda penduduk yang bersifat elektronik atau lebih dikenal dengan sebutan E-KTP.
Kebetulan pada hari itu, saya tidak bisa memenuhi undangan dari Bapak Camat dikarenakan saya harus lembur kerja sehingga saya putuskan untuk mendatangi kantor Pak Camat pada hari minggu. Berdasarkan informasi dari rekan-rekan yang telah memenuhi undangan dari Pak Camat, proses pembuatan E-KTP tidak membutuhkan waktu yang lama dan memang akan lama kalau para undangan yang datang sedang dalam kondisi ramai.
Pada hari minggu pagi, setelah membeli semen untuk memperbaiki bagian dari rumah orang tua, saya pun berangkat ke kantor Pak Camat guna memenuhi undangan dari Pak Camat. Tetapi naas yang aku dapatkan, setelah tiba di kantor Pak Camat, ternyata lampu padam. Berdasarkan kesaksian dari para undangan, ternyata lampu telah lama padam jauh sebelum saya datang. Akhirnya, saya pun memutuskan untuk pulang kerumah saja daripada menanti lampu hidup kembali sementara para undangan yang datang cukup ramai.
Malam harinya, setelah sholat maghrib, saya pun kembali menuju kantor Pak Camat karena sebelumnya ada seorang teman yang mengabarkan bahwa pada saat itu kondisi ditempat Pak Camat sedang sepi dari para undangan. Teman saya tersebut menyarankan agar saya segera pergi ke kantor Pak Camat. Hasilnya boleh dibilang lumayan, ketika saya datang, saya langsung masuk ruang pembuatan E-KTP tanpa antri terlebih dahulu dan saya pun dilayani oleh seorang pegawai yang saya kenal, tetapi dia tidak mengenali saya. :D
Ketika melakukan pembuatan E-KTP, saya hanya menggunakan pakaian apa adanya dan menggunakan celana yang robek pada bagian dengkulnya. Saya sedikit menyenal karena ternyata terdapat sesi pengambilan foto pada pembuatan E-KTP. Seandainya saya tahu bahwa ada sesi pengambilan foto, maka saya pasti akan berpakaian yang rapi sehingga ketampanan saya pun terlihat. Saya bersyukur karena ditakdirkan menjadi seorang lelaki yang tampan. :D
Setelah selesai membuat E-KTP, saya pun pulang kerumah untuk kembali membonceng orang tua dan adik-adikku untuk membuat E-KTP. Pada waktu keluar dari kantor Pak Camat, ternyata para undangan telah berangsur ramai. Bahkan sampai ketika saya telah mengajak orang tua dan adik saya, kondisi di Kantor Pak Camat telah sangat ramai. Sampai satu jam lebih saya menanti giliran dari ibu saya. Sementara Ayah dan Adik saya telah terlebih dahulu selesai.
Selama menanti ibu saya membuat E-KTP, saya pun hanya bisa mendengarkan lagu dari Pas Band yang berjudul Aku, lagu dari Kunci Band dengan Judul Basi serta Satu Sama Dengan Sama. Selain mendengarkan lagu-lagu tersebut, ketika melihat para undangan yang datang dan rela menanti, saya pun mendapatkan sebuah kesimpulan bahwa betapa cinta rakyat Indonesia terhadap para pemimpinnya. Sementara para pemimpinnya belum tentu mencintai rakyatnya seperti ini.
Sebuah kalimat sederhana tersebut, kini menjadi tanda tanya besar difikiranku ketika menyaksikan orang-orang yang rela meninggalkan kegiatan mereka untuk sekedar menuruti perintah para pemimpinnya yaitu membuat E-KTP. Bahkan bukan hanya itu, ditengah keputusasaan terhadap para pemimpin, rakyat Indonesia masih menyediakan waktu untuk datang pada tempat pemungutan suara guna memberikan amanah mereka kepada Anggota Dewan yang dipilihnya, kepada Presiden yang dipilihnya, kepada Gubernur yang dipilihnya, dan kepada Walikota atau Bupati yang dipilihnya. Semua itu mereka lakukan sebagai wujud rasa cinta mereka terhadap negeri dan kepada para pemimpin bangsa ini dengan harapan agar para pemimpin tersebut menjadi perantara Tuhan agar bisa membantu rakyat Indonesia menjadi lebih sejahtera dan lebih baik dari sebelumnya.
Tetapi sepertinya, rasa cinta dari rakyat Indonesia kepada para pemimpinnya, pada saat ini masih bertepuk sebelah tangan. Cinta yang mereka berikan kepada para pemimpin, tidaklah dibalas dengan cinta yang dimiliki oleh para pemimpin. Para pemimpin seolah telah melupakan betapa besar cinta dan pengorbanan yang telah dilakukan dan diberikan oleh rakyat Indonesia kepada mereka. Sangat miris dan sangat terluka memang kondisi hati para rakyat Indonesia pada saat ini ketika melihat perlakuan dari orang yang dicintainya. Sungguh terlalu.
Sikap tega terhadap rakyat Indonesia yang dilakukan oleh para pemimpin ini, ternyata juga mendapat tanggapan dari masyarakat yang berada di luar Indonesia. Contohnya adalah tragedi jembatan putus yang digunakan oleh anak-anak untuk pergi sekolah. Peristiwa tersebut mendapatkan perhatian dari orang Inggris dan Amerika Serikat serta pemain sepak bola Manchester City yang bernama Vincent Kompany.
Sungguh menyedihkan memang, jikalau penghianatan cinta ini sampai diketahui oleh orang lain bahkan sangat miris ketika mereka mengetahui bahwa para pemimpin di negara kita ini ternyata berlomba-lomba untuk menghabiskan uang untuk berpoya-poya untuk kepentingan pribadi dan golongan mereka. Tetapi, untuk kepentingan rakyat yang mencintai mereka, para pemimpin tersebut akan mencari berbagai alasan atau bahkan menyalahkan rakyat yang mencintai mereka agar mereka sebagai pemimpin bisa menghindar dari kesalahan.
Sebuah kondisi yang sangat memprihatinkan tentunya. Biasanya, kalau cinta telah dikhianati, kejadian-kejadian buruk bisa terjadi. Jangan sampai cinta rakyat kepada para pemimpin menjadi sebuah kebencian yang nantinya akan menimbulkan semangat bagi rakyat di Seluruh daerah untuk menghancurkan para pemimpinnya. Tentunya hal ini akan sangat memalukan. Tetapi, hal tersebut sangat lebih baik daripada rasa cinta yang diberikan oleh rakyat Indonesia tersebut, ternyata membuat para pemimpin menjadi setan yang menghancurkan kehidupan rakyat yang dipimpinnya.
Kebetulan pada hari itu, saya tidak bisa memenuhi undangan dari Bapak Camat dikarenakan saya harus lembur kerja sehingga saya putuskan untuk mendatangi kantor Pak Camat pada hari minggu. Berdasarkan informasi dari rekan-rekan yang telah memenuhi undangan dari Pak Camat, proses pembuatan E-KTP tidak membutuhkan waktu yang lama dan memang akan lama kalau para undangan yang datang sedang dalam kondisi ramai.
Pada hari minggu pagi, setelah membeli semen untuk memperbaiki bagian dari rumah orang tua, saya pun berangkat ke kantor Pak Camat guna memenuhi undangan dari Pak Camat. Tetapi naas yang aku dapatkan, setelah tiba di kantor Pak Camat, ternyata lampu padam. Berdasarkan kesaksian dari para undangan, ternyata lampu telah lama padam jauh sebelum saya datang. Akhirnya, saya pun memutuskan untuk pulang kerumah saja daripada menanti lampu hidup kembali sementara para undangan yang datang cukup ramai.
Malam harinya, setelah sholat maghrib, saya pun kembali menuju kantor Pak Camat karena sebelumnya ada seorang teman yang mengabarkan bahwa pada saat itu kondisi ditempat Pak Camat sedang sepi dari para undangan. Teman saya tersebut menyarankan agar saya segera pergi ke kantor Pak Camat. Hasilnya boleh dibilang lumayan, ketika saya datang, saya langsung masuk ruang pembuatan E-KTP tanpa antri terlebih dahulu dan saya pun dilayani oleh seorang pegawai yang saya kenal, tetapi dia tidak mengenali saya. :D
Ketika melakukan pembuatan E-KTP, saya hanya menggunakan pakaian apa adanya dan menggunakan celana yang robek pada bagian dengkulnya. Saya sedikit menyenal karena ternyata terdapat sesi pengambilan foto pada pembuatan E-KTP. Seandainya saya tahu bahwa ada sesi pengambilan foto, maka saya pasti akan berpakaian yang rapi sehingga ketampanan saya pun terlihat. Saya bersyukur karena ditakdirkan menjadi seorang lelaki yang tampan. :D
Setelah selesai membuat E-KTP, saya pun pulang kerumah untuk kembali membonceng orang tua dan adik-adikku untuk membuat E-KTP. Pada waktu keluar dari kantor Pak Camat, ternyata para undangan telah berangsur ramai. Bahkan sampai ketika saya telah mengajak orang tua dan adik saya, kondisi di Kantor Pak Camat telah sangat ramai. Sampai satu jam lebih saya menanti giliran dari ibu saya. Sementara Ayah dan Adik saya telah terlebih dahulu selesai.
Selama menanti ibu saya membuat E-KTP, saya pun hanya bisa mendengarkan lagu dari Pas Band yang berjudul Aku, lagu dari Kunci Band dengan Judul Basi serta Satu Sama Dengan Sama. Selain mendengarkan lagu-lagu tersebut, ketika melihat para undangan yang datang dan rela menanti, saya pun mendapatkan sebuah kesimpulan bahwa betapa cinta rakyat Indonesia terhadap para pemimpinnya. Sementara para pemimpinnya belum tentu mencintai rakyatnya seperti ini.
Sebuah kalimat sederhana tersebut, kini menjadi tanda tanya besar difikiranku ketika menyaksikan orang-orang yang rela meninggalkan kegiatan mereka untuk sekedar menuruti perintah para pemimpinnya yaitu membuat E-KTP. Bahkan bukan hanya itu, ditengah keputusasaan terhadap para pemimpin, rakyat Indonesia masih menyediakan waktu untuk datang pada tempat pemungutan suara guna memberikan amanah mereka kepada Anggota Dewan yang dipilihnya, kepada Presiden yang dipilihnya, kepada Gubernur yang dipilihnya, dan kepada Walikota atau Bupati yang dipilihnya. Semua itu mereka lakukan sebagai wujud rasa cinta mereka terhadap negeri dan kepada para pemimpin bangsa ini dengan harapan agar para pemimpin tersebut menjadi perantara Tuhan agar bisa membantu rakyat Indonesia menjadi lebih sejahtera dan lebih baik dari sebelumnya.
Tetapi sepertinya, rasa cinta dari rakyat Indonesia kepada para pemimpinnya, pada saat ini masih bertepuk sebelah tangan. Cinta yang mereka berikan kepada para pemimpin, tidaklah dibalas dengan cinta yang dimiliki oleh para pemimpin. Para pemimpin seolah telah melupakan betapa besar cinta dan pengorbanan yang telah dilakukan dan diberikan oleh rakyat Indonesia kepada mereka. Sangat miris dan sangat terluka memang kondisi hati para rakyat Indonesia pada saat ini ketika melihat perlakuan dari orang yang dicintainya. Sungguh terlalu.
Sikap tega terhadap rakyat Indonesia yang dilakukan oleh para pemimpin ini, ternyata juga mendapat tanggapan dari masyarakat yang berada di luar Indonesia. Contohnya adalah tragedi jembatan putus yang digunakan oleh anak-anak untuk pergi sekolah. Peristiwa tersebut mendapatkan perhatian dari orang Inggris dan Amerika Serikat serta pemain sepak bola Manchester City yang bernama Vincent Kompany.
Sungguh menyedihkan memang, jikalau penghianatan cinta ini sampai diketahui oleh orang lain bahkan sangat miris ketika mereka mengetahui bahwa para pemimpin di negara kita ini ternyata berlomba-lomba untuk menghabiskan uang untuk berpoya-poya untuk kepentingan pribadi dan golongan mereka. Tetapi, untuk kepentingan rakyat yang mencintai mereka, para pemimpin tersebut akan mencari berbagai alasan atau bahkan menyalahkan rakyat yang mencintai mereka agar mereka sebagai pemimpin bisa menghindar dari kesalahan.
Sebuah kondisi yang sangat memprihatinkan tentunya. Biasanya, kalau cinta telah dikhianati, kejadian-kejadian buruk bisa terjadi. Jangan sampai cinta rakyat kepada para pemimpin menjadi sebuah kebencian yang nantinya akan menimbulkan semangat bagi rakyat di Seluruh daerah untuk menghancurkan para pemimpinnya. Tentunya hal ini akan sangat memalukan. Tetapi, hal tersebut sangat lebih baik daripada rasa cinta yang diberikan oleh rakyat Indonesia tersebut, ternyata membuat para pemimpin menjadi setan yang menghancurkan kehidupan rakyat yang dipimpinnya.