Sebelumnya, aku ingin mengucapkan terima kasih kepada para pengguna internet yang sudah mampir ataupun terdampar diblog pribadiku ini. Blog ini masih terbilang baru, blog ini akan menjadi media bagiku untuk menyampaikan apa yang aku rasa, apa yang aku fikirkan, dan apa yang aku inginkn.
Kali ini, untuk pertama kalinya aku ingin berbagi cerita tentang apa yang aku rasakan. tentunya sebagai manusia, aku bersyukur telah diciptakan oleh Tuhan dengan segala kelebihan yang aku miliki, dibandingkan dengan makhluk ciptaan Tuhan yang lainnya.
Manusia yang terbaik, tentunya tidak selamanya dia akan baik. Pasti ada suatu masa dimana manusia tersebut pernah melakukan sesuatu kesalahan yang mungkin membuat dia akan menjadi resah dan gelisah.
Begitulah yang mungkin terjadi pada diriku saat ini. Aku yang diciptakan sebagai manusia normal, memiliki nafsu seksual terhadap lawan jenis yang bernama wanita. Tetapi, hal inilah yang membuat aku bingung dengan keadaanku.
Bagi sebagian lelaki, mungkin mereka tidak terlalu pusing dengan nafsu seks yang sedang mereka rasakan. Mereka bisa mencari pacar dan merayu wanita yang menjadi pacar mereka untuk kemudian diajak bercumbu dan kemudian berakhir dengan berhubungan seksual.
Secara lisan, mungkin lelaki dan wanita yang pacaran, tidak akan ada yang mau mengakui bahwa pacaran merupakan sarana bagi mereka untuk melampiaskan nafsu mereka tanpa terjalin dalam suatu ikatan yang bernama pernikahan.
Aku, termasuk kedalam golongan orang yang tidak suka pacaran. Tetapi, walaupun aku tidak pacaran, entah mengapa ketika sudah terlalu lama berkomunikasi dengan seorang wanita lewat telepon, sangat besar kemungkinan kalau kalimat-kalimat yang aku ucapkan menjurus ke arah seks sebagai sarana melepaskan gairah seks yang sedang aku rasakan. Oleh karena itu aku lebih sering memilih untuk tidak terlalu lama berbicara dengan wanita.
Hal inilah yang membuat aku bingung. Salahkah apa yang aku lakukan ini? kalaupun salah, aku bingung mau bagaimana. Kalau untuk menikah, aku belum sanggup karena penghasilan yang aku dapatkan belum seberapa. Sedangkan kalau pacaran, aku takut nanti kalau berbuat zina sehingga nanti membuat Tuhan menjadi sangat murka. Walaupun memang, berbicara seputar seks melalui telepon pun sudah membuat Tuhan marah kalau bukan sama istri yang sah.
Aku sadar bahwa memang secara keseluruhan, aku ini salah. Seringkali, dalam lamunanku, aku memohon kepada Tuhan agar membantu diriku untuk mencari solusi atas permasalahn yang sedang aku hadapi. Aku merasa sangat berdosa karena melakukan hal ini. Aku sangat ingin keluar dari jalan yang telah aku lakukan saat ini.
Oh Tuhan, bantulah aku....
Kali ini, untuk pertama kalinya aku ingin berbagi cerita tentang apa yang aku rasakan. tentunya sebagai manusia, aku bersyukur telah diciptakan oleh Tuhan dengan segala kelebihan yang aku miliki, dibandingkan dengan makhluk ciptaan Tuhan yang lainnya.
Manusia yang terbaik, tentunya tidak selamanya dia akan baik. Pasti ada suatu masa dimana manusia tersebut pernah melakukan sesuatu kesalahan yang mungkin membuat dia akan menjadi resah dan gelisah.
Begitulah yang mungkin terjadi pada diriku saat ini. Aku yang diciptakan sebagai manusia normal, memiliki nafsu seksual terhadap lawan jenis yang bernama wanita. Tetapi, hal inilah yang membuat aku bingung dengan keadaanku.
Bagi sebagian lelaki, mungkin mereka tidak terlalu pusing dengan nafsu seks yang sedang mereka rasakan. Mereka bisa mencari pacar dan merayu wanita yang menjadi pacar mereka untuk kemudian diajak bercumbu dan kemudian berakhir dengan berhubungan seksual.
Secara lisan, mungkin lelaki dan wanita yang pacaran, tidak akan ada yang mau mengakui bahwa pacaran merupakan sarana bagi mereka untuk melampiaskan nafsu mereka tanpa terjalin dalam suatu ikatan yang bernama pernikahan.
Aku, termasuk kedalam golongan orang yang tidak suka pacaran. Tetapi, walaupun aku tidak pacaran, entah mengapa ketika sudah terlalu lama berkomunikasi dengan seorang wanita lewat telepon, sangat besar kemungkinan kalau kalimat-kalimat yang aku ucapkan menjurus ke arah seks sebagai sarana melepaskan gairah seks yang sedang aku rasakan. Oleh karena itu aku lebih sering memilih untuk tidak terlalu lama berbicara dengan wanita.
Hal inilah yang membuat aku bingung. Salahkah apa yang aku lakukan ini? kalaupun salah, aku bingung mau bagaimana. Kalau untuk menikah, aku belum sanggup karena penghasilan yang aku dapatkan belum seberapa. Sedangkan kalau pacaran, aku takut nanti kalau berbuat zina sehingga nanti membuat Tuhan menjadi sangat murka. Walaupun memang, berbicara seputar seks melalui telepon pun sudah membuat Tuhan marah kalau bukan sama istri yang sah.
Aku sadar bahwa memang secara keseluruhan, aku ini salah. Seringkali, dalam lamunanku, aku memohon kepada Tuhan agar membantu diriku untuk mencari solusi atas permasalahn yang sedang aku hadapi. Aku merasa sangat berdosa karena melakukan hal ini. Aku sangat ingin keluar dari jalan yang telah aku lakukan saat ini.
Oh Tuhan, bantulah aku....