Kartun Polisi (internet/blogspot.com) |
Kali ini, aku ingin berbagi cerita tentang apa yang dialami oleh adikku. Kejadian ini terjadi pada hari minggu malam di salah satu jalan yang berada disalah satu kota yang ada di Indonesia.
Mala mini, adikku berangkat kerumah temannya yang jaraknya sekitar beberapa kilometer. Dia menggunakan motor yang dipinjam daritemannya. Padahal, adikku ini belum terlalu bisa menggunakan motor dengan baik, tetapi tanpa sepengetahuanku dia pergi juga.
Ternyata, kejadian itu dating juga. Dia terjatuh dari motor yang dikendarainya. Motornya dan tangannya lecet. Kata adikku, dia tidak menyangka bahwa motor yang berada disampingnya langsung menyalipnya, padahal ada mobil didepan adikku. Adikku terjatuh karena terkejut dan juga karena jalanan licin.
Sudah jatuh tertimpa tangga, mungkin itulah peribahasa yang tepat untuk menggambarkan keadaan adikku. Ketika terjatuh, bukannya ditolong oleh aparat yang bertugas dijalanan, tetapi adikku malah ditilang oleh aparat tersebut.
KEbetulan pada saat itu, adikku tidak membawa STNK dan SIM sehingga dia menjadi santapan empuk bagi aparat tersebut. Ibaratnya, kucing mendapatkan ikan yang gemuk dan segar dan sangat sayang kalau disia-siakan begitu saja.
Adikku termasuk orang yang kurang dalam sisi mental. Sehingga hal inilah yang dimanfaatkan oleh aparat itu untuk menekan adikku. Sang aparat meminta uang sebesar dua ratus ribu rupiah. Tetapi karena adikku tidak ada uang, sang aparat terus memberikan tekanan.
Tentunya, sebagai orang yang kurang dalam sisi mental, adikku menjadi takut. Sang aparat pun bertanya kepada adikku apakah dia mempunya handphone atau tidak. Kebetulan adikku mempunyai handphone, maka handphone tersebut disuruh jual oleh sang aparat yang ada di pos. Akhirnya, handphone itu pun lepas dengan harga lima puluh ribu rupiah dan uang tersebut diambil oleh sang aparat. Padahal, adikku membeli handphone dengan harga enam ratus lima puluh ribu rupiah.
Sungguh malang nasib adikku, setelah diperas aparat, adikku harus mengeluarkan uang lagi untuk memperbaiki kendaraan yang dia gunakan. Kendaraan yang dia gunakan itu masih baru, dan tentunya harus diganti dengan barang baru karena itu permintaan dari sang pemilik kendaraan.
Aku tidak terlalu geram jika sang aparat menahan motor yang dibawa oleh adikku dengan alasan ditilang. Tetapi aku geram karena sang aparat telah melakukan pemerasan terhadap adikku. Aparat yang ditugaskan untuk menegakkan hukum, malah melakukan pelanggaran hukum.
Sebenarnya, hal ini sudah terlalu sering terjadi, bahkan terhadap pengendara kendaraan bermotor yang memiliki surat-surat dan menaati peraturan lalu lintas sekalipun. Aku sering memperhatikan para aparat yang mencari mangsa seperti pengendara motor tanpa memperhatikan apakah pengendara tersebut salah atau tidak, yang penting dalam fikiran mereka adalah bagaimana caranya mendapatkan uang rampasan.
Sayangnya, petinggi dari aparat tersebut tidak terlalu peka terhadap keluhan masyarakat. Mereka pura-pura tidak tahu dengan apa yang dirasakan oleh masyarakat. Bahkan, sampai masyarakat ada yang menyebut oknum aparat tersebut sebagai perampok bereseragam pun, perbaikan kinerja aparat tersebut tidak pernah diperhatikan. Padahal, tugas mereka adalah melindungi dan melayani rakyat, tetapi kenyataannya mereka adalah perampok rakyat.
Buat pengunjung blog ini, berhati-hatilah karena bukan tidak mungkin kalau nanti anda yang akan menjadi korban perampokan dari aparat tersebut. Berhati-hatilah…
Mala mini, adikku berangkat kerumah temannya yang jaraknya sekitar beberapa kilometer. Dia menggunakan motor yang dipinjam daritemannya. Padahal, adikku ini belum terlalu bisa menggunakan motor dengan baik, tetapi tanpa sepengetahuanku dia pergi juga.
Ternyata, kejadian itu dating juga. Dia terjatuh dari motor yang dikendarainya. Motornya dan tangannya lecet. Kata adikku, dia tidak menyangka bahwa motor yang berada disampingnya langsung menyalipnya, padahal ada mobil didepan adikku. Adikku terjatuh karena terkejut dan juga karena jalanan licin.
Sudah jatuh tertimpa tangga, mungkin itulah peribahasa yang tepat untuk menggambarkan keadaan adikku. Ketika terjatuh, bukannya ditolong oleh aparat yang bertugas dijalanan, tetapi adikku malah ditilang oleh aparat tersebut.
KEbetulan pada saat itu, adikku tidak membawa STNK dan SIM sehingga dia menjadi santapan empuk bagi aparat tersebut. Ibaratnya, kucing mendapatkan ikan yang gemuk dan segar dan sangat sayang kalau disia-siakan begitu saja.
Adikku termasuk orang yang kurang dalam sisi mental. Sehingga hal inilah yang dimanfaatkan oleh aparat itu untuk menekan adikku. Sang aparat meminta uang sebesar dua ratus ribu rupiah. Tetapi karena adikku tidak ada uang, sang aparat terus memberikan tekanan.
Tentunya, sebagai orang yang kurang dalam sisi mental, adikku menjadi takut. Sang aparat pun bertanya kepada adikku apakah dia mempunya handphone atau tidak. Kebetulan adikku mempunyai handphone, maka handphone tersebut disuruh jual oleh sang aparat yang ada di pos. Akhirnya, handphone itu pun lepas dengan harga lima puluh ribu rupiah dan uang tersebut diambil oleh sang aparat. Padahal, adikku membeli handphone dengan harga enam ratus lima puluh ribu rupiah.
Sungguh malang nasib adikku, setelah diperas aparat, adikku harus mengeluarkan uang lagi untuk memperbaiki kendaraan yang dia gunakan. Kendaraan yang dia gunakan itu masih baru, dan tentunya harus diganti dengan barang baru karena itu permintaan dari sang pemilik kendaraan.
Aku tidak terlalu geram jika sang aparat menahan motor yang dibawa oleh adikku dengan alasan ditilang. Tetapi aku geram karena sang aparat telah melakukan pemerasan terhadap adikku. Aparat yang ditugaskan untuk menegakkan hukum, malah melakukan pelanggaran hukum.
Sebenarnya, hal ini sudah terlalu sering terjadi, bahkan terhadap pengendara kendaraan bermotor yang memiliki surat-surat dan menaati peraturan lalu lintas sekalipun. Aku sering memperhatikan para aparat yang mencari mangsa seperti pengendara motor tanpa memperhatikan apakah pengendara tersebut salah atau tidak, yang penting dalam fikiran mereka adalah bagaimana caranya mendapatkan uang rampasan.
Sayangnya, petinggi dari aparat tersebut tidak terlalu peka terhadap keluhan masyarakat. Mereka pura-pura tidak tahu dengan apa yang dirasakan oleh masyarakat. Bahkan, sampai masyarakat ada yang menyebut oknum aparat tersebut sebagai perampok bereseragam pun, perbaikan kinerja aparat tersebut tidak pernah diperhatikan. Padahal, tugas mereka adalah melindungi dan melayani rakyat, tetapi kenyataannya mereka adalah perampok rakyat.
Buat pengunjung blog ini, berhati-hatilah karena bukan tidak mungkin kalau nanti anda yang akan menjadi korban perampokan dari aparat tersebut. Berhati-hatilah…