Selasa, 25 Oktober 2011

24 Oktober 2011

Macet Lagi ( http://banghas.wordpress.com )
Tanpa kita sadari, seringkali kita minta dihargai oleh orang lain tetapi kita tidak mau menghargai orang lain. Kita tidak ingin dibohongi oleh orang lain, tetapi kita cenderung suka memohongi orang lain. Kita tidak ingin dirugikan oleh orang lain, tetapi kita seringkali dengan sengajak merugikan orang lain. Sifat ini merupakan sifat yang tidak baik kalau bersemayam dalam diri manusia.

Sebagai manusia, tentunya kita harus berbuat baik pada orang lain dan yakinlah bahwa kebaikan tersebut akan kembali pada kita. Akan lebih baik kalau kita ikhlas mengharap ridho Allah dalam berbuat baik tersebut, maka hal itu akan bernilai ibadah bagi kita.

Sore hari ini, ketika aku pulang dari kerja, aku mendapati suatu keadaan dimana keegoisan satu orang bisa menyebabkan kerugian bagi ratusan orang.

Kebetulan, jalanan yang menjadi sarana penghubung antara satu tempat ke tempat yang lainnya didaerahku, masih terbilang kecil. Jalanan ini dilalui oleh banyak orang. Jalan ini akan ramai jika pagi hari dan sore hari karena pada jam tersebut banyak sekali pegawai dan mahasiswa yang menggunakan jalan tersebut. Penderitaan akan begitu terasa ketika ada suatu kendaraan berhenti tanpa memperhatikan segala kemungkinan yang akan terjadi nantinya. Maka, macet akan tercipta.

Entah apa yang ada dibenak pemilik mobil yang parkir sembarang di jalanan dekat tempat tinggalku itu. Mobil tersebut diparkir hampir memakan setengah jalan sehingga menyebabkan kemacetan dikarenakan pada sore tadi merupakan jam dimana para mahasiswa dan para karyawan pulang kerumah setelah mereka beraktifitas.

Antrian panjang terjadi. Dari depan pangkal hingga keujung jalan, dipenuhi oleh kendaraan yang berdesakan dikarenakan kelalaian seorang pengendara mobil yang tidak memperhitungkan segala kejadian yang akan timbul gara-gara perbuatannya.

Bisa dibayangkan apa yang dikatakan oleh orang-orang yang terjebak dalam kemacetan tersebut. Cacian dan makian serta sumpah serapah terlontar dari mulut mereka. Bagaimana tidak, disaat kondisi tubuh yang sudah letik, hujan yang turun membasahi bumi, dan emosi jiwa yang sedang tidak stabil dipadu dengan kemacetan yang sangat panjang, maka menurut mereka, kata-kata itulah yang pantas mereka ucapkan.

Kejadian ini berlangsung selama tiga puluh menit. Keadaan kembali normal ketika polisi lalu lintas datang menghampiri kemudian mengatur lalu lintas sang pemilik mobil diketemukan dan kemudian menjalankan mobilnya.

Kejadian ini mengajarkan kepada diriku untuk memperhitungkan segala kemungkinan yang akan terjadi selanjutnya ketika aku melakukan sesuatu. Kejadian ini juga mengajarkan agar aku tidak merugikan banyak orang yang disebabkan oleh kelalauian yang telah aku ciptakan.

Semoga saja kita termasuk orang-orang yang memberikan kebaikan bagi orang lain, bukan malah menyusahkan orang lain.
  • Stumble This
  • Fav This With Technorati
  • Add To Del.icio.us
  • Digg This
  • Add To Facebook
  • Add To Yahoo